Kreatifitas meliputi 3 hal :
1. Kreatifitas merupakan Kemampuan (Ability)
Yaitu suatu kemampuan untuk membayangkan atau menemukan suatu hal yang baru
2. Kreatifitas merupakan Sikap (Attitude)
Yaitu kemampuan untuk menerima perubahan dan sesuatu yang baru
3. Kreatifitas merupakan sebuah Proses (Process)
Orang yang kreatif merupakan orang yang terus-menerus membuat perubahan dan perbaikan secara bertahap pada pekerjaan mereka.
Keuntungan yang Diperoleh Dari Menjadi Orang yang Kreatif
1. Dapat mengembangkan potensi kita diluar batasan inteligensi
2. Adanya pertumbuhan kompetisi yang cepat dalam bisnis dan industri
3. Penggunaan sumber daya manusia yang efektif
4. Menemukan cara yang baru dan lebih baik untuk memecahkan masalah
5. Perkembangan masyarakat
6. Dapat meningkatkan pengetahuan
7. Merupakan aspek penting dari kesehatan mental
8. Mempengaruhi kepemimpinan yang efektif
9. Meningkatkan proses belajar
Mitos yang Menghambat Diri Menjadi Orang yang Kreatif
1. Orang yang kreatif hanyalah orang-orang yang memang tipe kreatif
Pada kenyataannya, hampir semua penelitian menyatakan bahwa orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang rata-rata mampu untuk melakukan pekerjaan dengan tingkat kreatifitas tertentu.
2. Uang adalah pendorong munculnya kreatifitas
Seringkali orang beranggapan kreatifitas muncul bila ada uang atau ketersediaan dana. Penelitian tentang kreatifitas menunjukkan bahwa uang bukanlah segalanya. Orang-orang yang kreatif mengatakan bahwa kreatifitas mereka bukan berdasarkan uang yang diberikan. Justru orang-orang yang banyak memikirkan tentang bonus uang yang akan mereka terima malah memberikan sedikit waktu untuk dapat berkreatifitas.
3. Kreatifitas muncul karena adanya tekanan 'deadline'
Penelitian mengatakan bahwa ketika orang bekerja di bawah tekanan, maka kreatifitas akan terpendam tidak hanya pada hari itu tetapi juga 2 hari sesudahnya. Tekanan waktu justru menghambat kreatifitas karena orang tidak dapat berkonsentrasi dengan masalah yang dihadapinya. Kreatifitas membutuhkan masa inkubasi yaitu waktu untuk orang dapat menganalisa msalah yang ada dan membiarkan ide-idenya muncul.
4. Kompetisi memunculkan kreatifitas
Dalam dunia finance dan industri high tech, ada keyakinan yang mengatakan bahwa kompetisi memunculkan inovasi. Pada kenyataannya survey mengatakan bahwa tim yang kreatif adalah tim yang merasa nyaman untuk membagikan ide-idenya dan mendiskusikan ide-idenya tersebut. Ketika orang berkompetisi untuk mendapatkan pengakuan, mereka akan berhenti untuk saling bertukar inforamsi sehingga tidak dapat berkolaborasi dan akhirnya tidak memunculkan kreatifitas.
Sikap yang Dapat Meningkatkan Kreatifitas
1. Berani mengambil resiko. Scott Adams (The Dilbert Principle) mengatakan bahwa, "Creativity is allowing oneself to make a mistake".
2. Mempercayai gagasan diri sendiri. Meyakini bahwa kita mampu untuk mengadakan perubahan. Jauhkan dari rasa iri hati terhadap kemajuan orang lain.
3. Secara aktif terlibat dalam pengembangan gagasan yang muncul. Miliki keinginan untuk berbagi informasi atau gagasan dengan orang lain.
4. Antusias Bebas
5. Tidak cepat puas
6. Meyakini bahwa ide yang aneh sekalipun bukanlah ide yang jelek. Fokuskan diri pada berkreasi, jangan dikacaukan dengan bagaimana melakukan kreasi tersebut. Jabarkan dulu semua ide-ide yang Anda miliki.
7. Berkolaborasilah. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau dukungan orang lain terhadap ide atau proyek yang sedang Anda kerjakan.
Kreatifitas biasa terjadi karena kita mencoba sesuatu dengan sengaja. Dari sengaja kita mampu untuk mengerjakannya dan akhirnya terbiasa. Jadi kreatifitas dapat muncul karena kita terbiasa untuk berkreasi. Pada akhirnya biasakanlah diri sendiri untuk memiliki sikap-sikap seperti yang diuraikan di atas.
Dalam perkembangan selanjutnya metode kuantifikasi tingkat kecerdasan, mulai bisa digunakan untuk mengukur tingkat kreativitas. Berbeda dari inteligensi, yang merupakan proses berpikir convergent (menggunakan berbagai premis, rumus, dalil, hukum, dsb. untuk menemukan satu jalan keluar dari satu persoalan), kreativitas adalah proses berpikir divergent (dari satu persoalan mengembangkan berbagai alternatif jalan keluar). Ilmuwan, biasanya berpikir inteligentif, sementara para seniman berpikir kreatif.
Tetapi sama dengan inteligensi, pengukuran kreativitas bisa diobyektifkan. Yaitu dengan memberikan suatu hal (misalnya: pinsil) untuk merangsang pemikiran manfaat dari benda tsb. (misalnya: untuk menulis, menggambar, mengorek, menggaris, melempar, batas halaman buku, mencungkil, dsb.). Makin banyak alternatif yang bisa dikembangkan, makin tinggi skornya, yang juga berarti makin kreatif. Skor kreativitas itu dinamakan CQ (creative quotient), yang diperoleh juga dengan cara membandingkan prestasi seseorang dengan kelompok sebayanya.
Temuan tentang IQ dan CQ merupakan pemicu dari perkembangan yang pesat dalam Psikologi Industri dan Organisasi (PIO), khususnya dalam bidang asesmen psikologik. Dengan diketahuinya secara tepat tingkat IQ dan CQ sesorang, maka bisa dilakukan seleksi dan penempatan karyawan secara tepat, sesuai dengan prinsip the right man in the right place. Dampaknya adalah peningkatan kinerja individual, yang pada gilirannya, jika dikombinasikan dengan aplikasi Hukum Efek secara tepat, akan meningkatkan produktivitas perusahaan.
Namun, pengalaman membuktikan lagi bahwa penempatan seseorang secara tepat berdasarkan IQ dan CQ saja tidak cukup. Maka psikolog Industri & Organisasi, ketika harus memeriksa potensi seseorang, tidak hanya menggunakan dua alat ukur (disebut juga: alat psikodiagnostik), melainkan menggunakan sederetan tes lain (disebut: test battery) untuk mengukur berbagai aspek psikologis yang lain seperti minat, sikap kerja, hasrat berprestasi dsb. Semuanya sudah berhasil dikembangkan dalam psikologi, dengan menggunakan metode kuantifikasi dan standarisasi yang canggih, sehingga mempunyai nilai prediksi yang tinggi.
Manusia adalah entitas yang akan terus bertumbuh dan berkembang tanpa henti, sebab salah satu tanda atau kriteria dari makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Dengan kata lain dalam konteks pengertian ini, manusia tidak memiliki pilihan untuk berhenti berkembang dalam kondisi apapun. Pilihan kehidupan hanya mengenal dua istilah tumbuh atau mati, berkembang atau tidak berkembang; sebagaimana semboyan para pejuang kemerdekaan mengatakan “merdeka atau mati”. Realitas ini mendorong manusia untuk berusaha menjaga kemampuan bertahan hidupnya dengan berbagai cara dan metode yang berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan stimulus dan kontekstualisasi stimulus tersebut. Sebagai contoh, semakin sulit kehidupan yang dijalani oleh manusia, atau semakin berat beban yang dihadapi oleh seseorang, maka ia akan meningkatkan kemampuan dirinya untuk siap menghadapi tantangan tersebut. Efek positifnya adalah dengan perjalanan waktu, tanpa disadari oleh individu itu sendiri, kemampuannya dalam menjalani kehidupan dan menghadapi masalah mengalami peningkatan.
No comments:
Post a Comment